Pada tahun 2002 seorang sahabat mendatangi saya. Dengan bangga ia
mempresentasikan keikutsertaannya dalam bisnis agribisnis yang
ditawarkan PT. Qurnia Subur Alam Raya (QSAR). Dia yakin karena sudah
survey lokasi dan sudah mendapat bagi hasil pertama dari investasinya.
Dia juga semakin yakin karena banyak tokoh ternama investasi di bisnis
tersebut.
Saya ingatkan sahabat saya ini untuk berhati-hati dan jangan menambah
investasi di PT QSAR. Sahabat saya ngotot, bukan hanya mencibir ia
bahkan memarahi saya. “Kamu iri ya kalau saya kaya raya?” ujarnya.
Tanpa mengindahkan nasihat saya, ia investasikan semua uang pensiun
dini yang ia terima dari perusahaan minyak tempatnya bekerja. Hasilnya?
Empabat bulan kemudian ia stress karena uang yang ia investasikan raib
tanpa sisa.
Setelah PT QSAR, muncul kasus Adess Sumber Hidup Dinamika (Add Farm)
dan kasus-kasus lain. Untuk menyakinkan banyak pihak, bahkan ada yang
berani menggunakan embel-embel syariah seperti yang dilakukan PT Golden
Traders Syariah Indonesia (PT GTSI) dengan bisnis emasnya. Semua
berujung pada kerugian yang menimpa para investornya.
Selain menggunakan embel-embel syariah ada pula yang mencatut atau
menggunakan tokoh agama sebagai kedok. Sahabat istri saya pernah
menawarkan bisnis MLM jualan pulsa ke rumah. Ketika saya tanyakan
kehalalan bisnisnya dengan mudah ia menyebut dua tokoh agama yang sudah
ikut dalam bisnis ini. “Gak mungkinlah haram. Lha wong ustadz yang
kondang saja sudah ikut,” katanya meyakinkan.
Saya dan istri tetap tidak tertarik dengan tawaran bisnis itu. Diapun
marah kepada kami dengan mengatakan, “Sok pinter kamu, masak meragukan
keilmuan orang yang sudah lebih hebat dibandingkan kamu.” Sayapun
menjawab enteng, “Di akhirat nanti saya bertanggungjawab sendiri, saya
gak bisa menyalahkan sang tokoh bila yang saya lakukan salah.” Dan,
ternyata, bisnis MLM yang berpusat di Bandung itupun akhirnya tutup.
Belajarlah bisnis dengan benar, jangan asal terlihat menguntungkan
kemudian Anda ikut. Lihatlah aspek kehalalan bisnis tersebut. Tanyakan
kepada para pakar yang sudah teruji. Ingat ya, bertanya jangan hanya ke
satu pakar tetapi banyak pakar yang credible. Tentu Anda paham, harta
yang kita peroleh kelak di akhirat akan ditanya kehalalannya oleh Allah.
Selain itu, pelajari logika bisnisnya dengan benar. Bisnis yang tak
berpeluang rugi pada hakikatnya merugikan Anda. Gunakan nurani Anda.
Tegakah Anda mengambil komisi atau bonus dari teman Anda hanya karena
Anda merekrut mereka? Uang yang diterima belum memberi keuntungan kok
Anda sudah menerima hasil?
Bisnis bukan hanya sekadar mendapat uang. Bisnis juga menentukan
keselamatan kita di akhirat, mengasah nurani, melatih kecerdasan dan
kehati-hatian kita. Waspadalah…
Salam SuksesMulia!
http://jamilazzaini.com/bisnis-bukan-sekadar-uang/
0 komentar:
Posting Komentar